Terletak di kawasan Taman Nasional Meru Betiri, Pantai Sukamade berjarak sekitar 100 km dari pusat kota Banyuwangi. Untuk mencapainya, wisatawan biasanya menempuh perjalanan penuh petualangan dengan menggunakan jip off-road, melintasi jalur hutan dan melewati sedikitnya lima sungai kecil. Perjalanan menuju Sukamade menjadi pengalaman tersendiri yang penuh tantangan sekaligus seru.
Situs Konservasi Penyu Sejak 1972
Pantai Sukamade telah dikenal sebagai lokasi konservasi penyu sejak tahun 1972. Tempat ini bahkan menjadi salah satu pusat konservasi favorit yang didukung oleh WWF (World Wide Fund for Nature). Spesies yang paling sering dijumpai di kawasan ini adalah penyu hijau, meski beberapa jenis penyu lain juga tercatat bertelur di pantai ini.
Wisatawan yang berkunjung dapat menyaksikan proses penyu bertelur di malam hari, melihat tempat penetasan, hingga ikut serta dalam aktivitas pelepasan tukik (anak penyu) ke laut lepas. Momen langka ini menjadi daya tarik utama yang tidak hanya memikat wisatawan, tetapi juga memberi edukasi tentang pentingnya menjaga ekosistem laut.
Eksplorasi Alam Sekitar Sukamade
Selain konservasi penyu, kawasan Pantai Sukamade juga dikelilingi oleh hutan bakau dan sungai alami. Area ini sangat cocok untuk aktivitas pengamatan burung dan menjelajahi keragaman hayati tropis. Keindahan alam yang masih terjaga membuat perjalanan ke Sukamade terasa lengkap: petualangan, edukasi, dan relaksasi dalam satu paket.
Wisata Banyuwangi yang Berbeda
Bagi wisatawan yang mengambil paket wisata Banyuwangi, Pantai Sukamade biasanya digabungkan dengan destinasi lain seperti Teluk Hijau, Pantai Pulau Merah, hingga Kawah Ijen dengan fenomena bluefire. Kombinasi ini memberikan pengalaman menyeluruh, mulai dari wisata pantai, petualangan hutan, hingga keajaiban alam dunia.
Kesimpulan
Pantai Sukamade bukan hanya pantai biasa, melainkan pusat konservasi penyu yang mendunia. Dengan pengalaman mendebarkan melihat penyu bertelur, pelepasan tukik, serta petualangan off-road menuju lokasi, Sukamade adalah destinasi wisata Banyuwangi yang wajib dikunjungi bagi pencinta alam sejati.
Sekitar 90 km di selatan Kota Banyuwangi, terdapat sebuah destinasi eksotis bernama Teluk Hijau atau Green Bay. Lokasinya berada di kawasan Pantai Sukamade, bagian dari Taman Nasional Meru Betiri yang terkenal akan keindahan alamnya yang masih alami dan terjaga.
Nama Teluk Hijau berasal dari warna air lautnya yang jernih kehijauan, berpadu dengan pasir putih halus serta panorama hutan tropis di sekelilingnya. Tak jauh dari bibir pantai, terdapat air terjun setinggi 8 meter yang menambah daya tarik kawasan ini, menciptakan suasana sejuk dan asri.
Pesona Alam dan Keunikan Flora Fauna
Teluk Hijau bukan sekadar pantai indah. Kawasan ini juga menjadi habitat flora dan fauna langka, salah satunya adalah Rafflesia arnoldii atau bunga bangkai raksasa yang terkenal di seluruh dunia. Selain itu, area ini juga menyimpan sejarah, dengan keberadaan Gua Jepang, yang dulunya digunakan tentara pada masa Perang Dunia II sebagai benteng pertahanan.
Lokasi yang Tersembunyi
Untuk menuju Teluk Hijau, wisatawan harus menempuh perjalanan sekitar 2 km dari pemukiman terakhir, melewati jalan setapak dan hutan yang rimbun. Letaknya yang tersembunyi di balik bukit dan dekat dengan pantai berbatu membuat tempat ini terasa seperti oase yang benar-benar terjaga. Karena keasriannya, banyak yang menyebut Teluk Hijau sebagai “Eden yang tersembunyi di bumi.”
Wisata Banyuwangi yang Autentik
Kunjungan ke Teluk Hijau biasanya menjadi bagian dari paket wisata Banyuwangi, yang sering digabungkan dengan destinasi lain seperti Pantai Sukamade, Kawah Ijen dengan fenomena bluefire, hingga Baluran. Perpaduan antara petualangan, relaksasi, dan keindahan alam menjadikan Teluk Hijau destinasi favorit bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kesimpulan
Teluk Hijau adalah salah satu permata alam Banyuwangi yang menawarkan keindahan laut hijau jernih, pantai berpasir putih, air terjun, flora langka, hingga jejak sejarah masa lalu. Bagi pecinta alam dan ketenangan, destinasi ini adalah pilihan sempurna untuk merasakan pengalaman wisata Banyuwangi yang autentik dan berbeda.
Pantai Pulau Merah adalah salah satu destinasi favorit dalam daftar wisata Banyuwangi. Terletak sekitar 80 km dari pusat kota Banyuwangi, tepatnya di Kecamatan Pesanggaran, pantai ini terkenal dengan bukit kecil di tepi pantainya yang memiliki tanah berwarna kemerahan. Dari situlah nama “Pulau Merah” berasal. Saat air laut surut, pengunjung bahkan bisa berjalan menyeberang menuju bukit tersebut.
Selain keindahan alamnya, Pantai Pulau Merah juga memiliki nilai spiritual. Di kawasan ini terdapat sebuah pura Hindu yang masih digunakan masyarakat setempat untuk ritual keagamaan. Keharmonisan antara alam dan budaya semakin menambah daya tarik pantai ini.
Surga Bagi Peselancar
Sejak tahun 2013, pemerintah daerah Banyuwangi rutin menggelar ajang selancar internasional di Pantai Pulau Merah. Dengan ketinggian ombak yang bisa mencapai 5 meter, pantai ini menjadi surga bagi peselancar dari berbagai negara.
Berbeda dengan G-Land yang ombaknya cenderung ekstrem, formasi ombak di Pulau Merah lebih landai dan bersahabat. Hal ini membuatnya sangat cocok untuk peselancar pemula maupun wisatawan umum yang ingin mencoba olahraga air ini. Tidak heran jika banyak yang menyebut suasana Pantai Pulau Merah sebagai perpaduan unik antara eksotisme G-Land dan keindahan Kuta, Bali.
Pesona Pasir Putih dan Panorama Alam
Selain surfing, daya tarik lain Pantai Pulau Merah adalah hamparan pasir putih sepanjang 3 km yang luas dan bersih. Area ini menjadi tempat ideal untuk berjalan santai, bermain pasir, atau sekadar menikmati matahari terbenam yang memukau.
Bagi wisatawan yang mengambil paket wisata Banyuwangi, Pulau Merah biasanya menjadi salah satu destinasi utama yang dikombinasikan dengan kunjungan ke Kawah Ijen untuk menyaksikan fenomena bluefire, serta destinasi alam lain seperti Teluk Hijau atau Baluran.
Kesimpulan
Pantai Pulau Merah bukan hanya sekadar pantai indah, tetapi juga pusat budaya, olahraga, dan pariwisata Banyuwangi. Dengan pemandangan memikat, tradisi lokal, serta ombak kelas dunia, pantai ini menjadi ikon yang wajib ada dalam perjalanan wisata Banyuwangi Anda.
Di dalam kawasan Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi, terdapat sebuah sabana luas bernama Sadengan. Dengan area mencapai 84 hektar, savana ini kerap disebut sebagai “Little Africa” karena menghadirkan pemandangan padang rumput yang eksotis lengkap dengan satwa liarnya.
Sadengan menjadi magnet bagi wisatawan, termasuk pelancong dari berbagai negara seperti Prancis, Australia, hingga Swedia. Selain itu, kawasan ini juga pernah digunakan sebagai lokasi syuting untuk berbagai program TV Adventure Indonesia, memperlihatkan keindahan Banyuwangi yang mendunia.
Rumah Satwa Liar Banyuwangi
Sadengan merupakan habitat alami bagi beragam satwa khas Jawa. Beberapa di antaranya adalah banteng, rusa, hingga burung merak yang sering terlihat mencari makan di padang rumput. Data tahun 2012 mencatat bahwa populasi banteng (Bos javanicus) di Sadengan mencapai 125 ekor, menjadikan tempat ini dijuluki sebagai “Padang Rumput Banteng.”
Wisata Banyuwangi yang Tak Terlupakan
Mengunjungi Sadengan memberi pengalaman serupa safari alam. Wisatawan dapat melihat langsung satwa liar dari menara pandang yang tersedia, sembari menikmati suasana tenang savana yang luas. Destinasi ini biasanya dikombinasikan dalam paket wisata Banyuwangi, bersama kunjungan ke Kawah Ijen dengan fenomena bluefire, Pantai Pulau Merah, dan destinasi lain di sekitar Alas Purwo.
Kesimpulan
Sadengan Alas Purwo adalah salah satu permata wisata Banyuwangi yang memadukan keindahan alam dan kekayaan fauna. Bagi pecinta alam dan fotografi satwa liar, savana ini merupakan destinasi wajib ketika menjelajahi Banyuwangi.
sadengan alaspurwo credit to bagusreza from twittersadengan alaspurwo credit to bagusreza from twittersadengan alaspurwo credit to bagusreza from twitter
Kawah Ijen terletak di ketinggian 2.368 m di atas permukaan laut, tepat di puncak Gunung Ijen, Banyuwangi. Kawah ini dikenal sebagai danau asam terbesar di dunia dengan kedalaman mencapai 200 m dan luas sekitar 5.466 hektar. Kawasan ini termasuk dalam wilayah Taman Nasional Ijen dan telah lama menjadi salah satu destinasi wisata paling populer di Jawa Timur.
Banyak pendaki mengatakan bahwa setiap perjalanan ke Ijen selalu meninggalkan kesan mendalam, membuat siapa pun ingin kembali menikmati keindahannya.
Pesona Sunrise dan Danau Kawah
Selain terkenal dengan fenomena api biru, Kawah Ijen juga memanjakan pengunjung dengan panorama alam lainnya. Saat fajar tiba, matahari terbit akan menyingkap keindahan danau pirus yang berisi sekitar enam juta liter larutan asam. Warna toska yang memantul di permukaan kawah berpadu dengan cahaya pagi, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
Di sekitar kawah, wisatawan juga dapat menyaksikan aktivitas para penambang belerang. Pekerjaan mereka yang penuh tantangan menjadi salah satu daya tarik tersendiri bagi pengunjung, sekaligus mengingatkan akan kehidupan yang begitu dekat dengan alam.
Fenomena Langka Blue Fire
Namun, daya tarik paling istimewa dari Gunung Ijen adalah fenomena Blue Fire atau api biru. Cahaya biru ini muncul akibat pembakaran gas belerang yang keluar dari celah kawah, dan hanya dapat disaksikan pada malam hingga dini hari.
Fenomena alam ini sangat langka—hanya ada di dua tempat di dunia: Kawah Ijen di Indonesia dan Islandia. Karena itu, banyak wisatawan mancanegara rela mendaki tengah malam untuk bisa menyaksikan nyala api biru yang menari indah di kegelapan.
Kesimpulan
Satu kata untuk menggambarkan Kawah Ijen: Fantastis! Dari sunrise yang memesona, danau kawah yang menakjubkan, aktivitas tambang belerang, hingga fenomena Blue Fire yang langka, semuanya menjadikan Kawah Ijen sebagai destinasi wisata alam yang tidak boleh dilewatkan.